Ternyata ECU BRT Juken Vixion Tidak Mengenali Error 41

Masih edisi eksplorasi ECU BRT Juken vixion 😀

Setelah menguji coba fitur Diagnostic, maka sekarang menjajal bagaimana jika terjadi error yang terjadi pada salah satu sensor.

Sensor yang paling mudah diuji coba adalah Lean Angle Sensor (LAS). Letaknya ada di bawah jok,ada tulisan ‘UP‘ dan dibaut oleh 2 buah baut kembang.

Lean Angle Sensor

Lean Angle Sensor

Fungsi dari sensor tersebut adalah mematikan injektor ketika motor terjatuh, sehingga mesin akan mati.

Diliat dari fungsinya tentunya sensor ini sangat vital karena menyangkut safety, ternyata ECU BRT Juken tidak memfasilitasi error tersebut.

Setelah dites dengan cara membolak-balikkan LAS, mesin masih tetap hidup, lampu indikator Engine Check tidak berkedip, dan tidak muncul kode error apa-apa di remote commander BRT.

Penasaran dengan hal ini maka saya menghubungi pihak BRT untuk meminta konfirmasi.

Jawabannya ternyata memang ECU BRT tidak memfasilitasi Lean Angle Sensor Error.

Jawaban Dari BRT

Jawaban yang sangat singkat dan apa adanya 😀

Menjajal Fitur Diagnostic Pada ECU BRT Juken

Berawal dari keisengan mengutak-atik mainan baru ECU BRT karena ingin memahami fitur-fitur yang diberikan oleh barang tersebut.

Munculah pikiran untuk menjajal fitur Diagnostic Tool menggunakan Remote bawaan BRT nya. Apakah semudah seperti menggunakan FIDT milik Yamaha atau bahkan lebih mudah dan interaktif.

Tampilan awal mode diagnostic-nya sangat keren 😀

Muncul tulisan “Yamaha Vixion BRT-2012 Ready”

Tampilan Awal ECU BRT :D

Tampilan Awal ECU BRT 😀

Untuk masuk ke menu diagnostics tekan dan tahan tombol ‘DIAG’ selama 3 detik.

Pada mode Diagnostics terdapat 3 fungsi utama :

Diagnostics 1

Mode Diagnostics 1 dipakai untuk :

– Menunjukkan nilai bukaan gas/throttle (TPS)

– Menunjukkan putaran mesin (RPM)

– Menunjukkan nila AFR apabila mengaplikasikan O2 sensor.

– Menunjukkan nilai limiter putaran mesin/RPM

– Menunjukkan nilai suhu udara intake (I)

– Menunjukkan nilai suhu mesin (E)

Tampilan Mode Diagnostic 1

Tampilan Mode Diagnostic 1

Diagnostics 2

Mode Diagnostics 2 dipakai untuk kalibrasi TPS.

Tampilan Mode Diagnostic 2

Tampilan Mode Diagnostic 2

Diagnostics 3

Mode ini menunjukkan status dari sensor-sensor yang ada apakah dalam kondisi baik atau tidak.

Status Sensor-Sensor

Status Sensor-Sensor

Dan kesimpulannya adalah ternyata Diagnostics menggunakan Remote BRT lebih interaktif daripada menggunakan FIDT punya Yamaha 😀

Bahayanya Sorot Lampu Utama Putih!

Dulu, orang mengenal warna sinar bohlam pada motor hanya kuning. Tapi, kini banyak produk aftermarket yang menawarkan bohlam dengan sinar yang beraneka warna. Mulai kuning emas, putih, biru hingga ungu.
Menurut Mark Karlen dan James Benya dalam bukunya berjudul Lighting Design Basic, warna ini ditentukan oleh temperatur warna yang dijelaskan dengan satuan Kelvin. Makin tinggi nilai Kelvinnya, makin terang cahaya yang dihasilkan. Misal bohlam standar motor mempunyai 4300 Kelvin manghasilkan cahaya berwarna Kuning.

Lalu ada bohlam HID yang temperatur warnanya 6000-8000 Kelvin yang cahayanya putih dan kebiru-biruan. Bahkan ada bohlam yang mempunyai 15000 Kelvin dan menghasillan cahaya warna ungu.

Untuk pemakaian sehari-hari, memakai bohlam berkelvin tinggi sangat tidak dianjurkan. Terutama saat berkendara di tengah hujan atau kabut. Cahaya putih dan kebiruannya akan bias ketemu air hujan dan tidak bisa menembus kabut. Otomatis, jarak pandang jadi pendek. Sehingga kita tidak bisa mengetahui situasi lalu lintas di depan kita. Bahaya, Bro.

Itulah mengapa pabrikan hanya merekomendasikan bohlam dengan warna kekuningan. Warna warna kuning mampu menembus kabut dan tetap terlhat kala hujan deras.  (motorplus-online.com)